Sebuah alat online baru memungkinkan pengguna untuk membuat tautan yang menunjukkan kepada seseorang cara mencari jawaban di Google, menyoroti kemudahan menemukan informasi sendiri. Meskipun ini bisa menjadi lucu, ini juga menyampaikan kurangnya rasa hormat terhadap orang yang mengajukan pertanyaan. Dalam konteks pribadi atau profesional, lebih bijaksana untuk memberikan jawaban yang dipikirkan dengan baik daripada mengarahkan seseorang ke mesin pencari.
Pada tahun 2025, alat serupa yang disebut 'Let Me ChatGPT That For You' muncul, yang menimbulkan kekhawatiran tentang etika penggunaan respons AI dalam percakapan. Membagikan konten yang dihasilkan AI dapat dianggap meremehkan, terutama dalam pengaturan profesional di mana wawasan pribadi dihargai. Pengembang Alex Martsinovich menekankan bahwa membagikan output AI hanya boleh dilakukan jika itu diungkapkan kembali sebagai milik Anda sendiri atau dengan persetujuan penerima.
Ketika seseorang mencari masukan Anda, itu menunjukkan bahwa mereka menghargai perspektif Anda, dan menjawab dengan teks yang dihasilkan AI merusak tujuan dari koneksi manusia. Meskipun ada kalanya respons yang lucu mungkin dibenarkan, itu tidak menghilangkan ketidaksopanan menggunakan AI sebagai pengganti interaksi yang tulus.
Masalah lain dengan membagikan respons AI adalah potensi untuk informasi yang salah. Model AI, meskipun telah mengalami perbaikan, dapat menghasilkan informasi yang tidak akurat. Dengan meneruskan konten yang dihasilkan AI tanpa verifikasi, Anda berisiko menyesatkan orang lain dan memberi mereka kesan bahwa Anda mendukung akurasi informasi tersebut.
Menggunakan AI sebagai alat penelitian adalah hal yang dapat diterima, tetapi itu tidak boleh menggantikan penyelidikan yang menyeluruh. Sebagai seorang jurnalis, misalnya, sangat penting untuk memverifikasi informasi melalui sumber primer daripada hanya mengandalkan ringkasan AI. AI dapat menjadi titik awal yang berharga, tetapi wawasan pribadi dan ketekunan sangat penting untuk memberikan respons yang akurat dan bermakna.